Taken from: Google
Merah Putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah Putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah Putih teruslah kau berkibar~
Ku kan slalu menjagamu~
(Coklat Band-Bendera)
Aaaah, sepenggal lirik lagu yang mampu membuat ku mengharu biru, mengobarkan kembali rasa nasionalisme yang sering kali terkikis karena malu melihat tingkah laku para pemimpin korup yang hanya memikirkan diri sendiri untuk memenuhi pundi pundi uang mereka. Enam puluh delapan tahun sudah kita merdeka, menyatakan diri sebagai negara mandiri yang bebas dari penjajahan kasat mata bangsa manapun. Enam puluh delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar jika ia diibaratkan sebagai manusia karena ia telah memasuki usia senja, tapi enam puluh delapan tahun masihlah waktu yang sempit bagi sebuah negara yang pernah terjajah selama lebih dari 3.5 abad.
Tanah air ku tercinta Indonesia, enam puluh delapan tahun sudah engkau berdiri tegak sebagai bangsa merdeka yang kedudukannya sejajar dengan bangsa-bangsa merdeka lainnya. Sejarah menuliskan telah banyak peristiwa terukir dan juga tak sedikit tumpah darah para pahlawan demi mencapai kemerdekaan dan kondisi Indonesia saat ini.
Masih ingatkah kita akan cita-cita para pahlawan dahulu, para pendiri negeri ini yang telah lebih dulu menghadap sang Khalik?
Ya, kemerdekaan, kebangkitan, dan kebesaran negeri ini, negeri kita tercinta Indonesia. Betapa sungguh sangat disayangkan, rasa bangga, moral dan nilai-nilai nasionalisme yang ada sejak tahun 1945 lambat laun mulai terkikis. Degradasi moral terjadi hampir di seluruh lapisan. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita saksikan perilaku para pemimpin yang tidak amanah tertangkap oleh para penyidik, mereka "mencuri" kekayaan negeri dengan dalil mereka adalah pelindung rakyat-suara rakyat-dan wakil rakyat. Uang dan sumber daya alam yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan seluruh aspek kehidupan di negeri ini, rela ia jual kepada pihak asing demi menimbun dan memperbanyak pundi-pundi harta mereka, belum lagi peraturan-peraturan tegas pemerintah rela ia langgar demi memenuhi nafsu duniawi memiliki mobil dan rumah mewah, sedangkan di luar sana masih banyak kita saksikan rakyat yang mengalami kesengsaraan dan kelaparan.
Ya, kemerdekaan, kebangkitan, dan kebesaran negeri ini, negeri kita tercinta Indonesia. Betapa sungguh sangat disayangkan, rasa bangga, moral dan nilai-nilai nasionalisme yang ada sejak tahun 1945 lambat laun mulai terkikis. Degradasi moral terjadi hampir di seluruh lapisan. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita saksikan perilaku para pemimpin yang tidak amanah tertangkap oleh para penyidik, mereka "mencuri" kekayaan negeri dengan dalil mereka adalah pelindung rakyat-suara rakyat-dan wakil rakyat. Uang dan sumber daya alam yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan seluruh aspek kehidupan di negeri ini, rela ia jual kepada pihak asing demi menimbun dan memperbanyak pundi-pundi harta mereka, belum lagi peraturan-peraturan tegas pemerintah rela ia langgar demi memenuhi nafsu duniawi memiliki mobil dan rumah mewah, sedangkan di luar sana masih banyak kita saksikan rakyat yang mengalami kesengsaraan dan kelaparan.
Bangsa yang korup-konsumtif-tidak tertib- aaah,, terlalu banyak cap negative bagi negeri tercinta ku ini. Sedih sering aku rasakan ketika mendengar warga Indonesia sendiri menjelek-jelekkan negeri ini, sedih rasanya ketika aku sering melihat beberapa turis merasa jijik melihat lingkungan negeri yang tidak bersih, tercabik rasanya saat sang negara adidaya menyebut negara ini sebagai sarang teroris. Demi tuhan, seburuk itukah keadaan negeriku saat ini? Sungguh aku ingin masih percaya bahwa di luar sana masih banyak rakyat yang peduli dengan masa depan bangsa ini dan bercita-cita tulus untuk memperbaikinya, membawanya menjadi negara maju. Barang tentu hal ini bukanlah hal yang mudah, tapi aku percaya bahwa negara ini mampu menjadi negeri yang lebih baik asalkan di dukung penuh oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.
Aku hanyalah seorang pelajar kecil yang masih berjuang demi menggapai cita-cita,, pelajar kecil yang sedih melihat kondisi bangsa ku saat ini,, pelajar kecil yang sangat ingin melihat perubahan pada negeriku. Goresan ini hanyalah sebuah harapan dan refleksi kecil dalam perayaan kemerdekaan tahun ini demi terwujudnya kemajuan negeriku. Demi sang waktu yang terus berputar dan menjanjikan ketidakpastian, di ulang tahun kemerdekaan yang ke-68 ini aku ucapkan selamat merayakan hari kemerdekaan. Kepada ibu pertiwi tercinta, janganlah engkau lelah kepada kami putra-putrimu. Sungguh di dalam hati kami masih ada cinta yang begitu besar padamu, hanya saja bantulah kami untuk lebih menyadarinya, bantu kami untuk lebih lebih dan lebih lagi menghargaimu. Sehat selalu, dan jadilah negara maju kelak. Dirgahayu Indonesia ku. MERDEKA!!! *nyanyi lagu Indonesia Raya*
No comments:
Post a Comment