Credit: Google
Sedikit bermasalah dengan jadwal tidur yang cukup amburadul belakangan ini-tidur sehabis shubuh dan bangun sebelum dhuhur, badan gue pun sekarang masih belum bisa terlelap, dan akhinya memutuskan buat ngelanjutin download beberapa acara tv show arashi special tahun baru dari sebuah sumber, browsing cari jurnal buat judul skripsi semester depan, ngebaca beberapa blog teman, dan juga kepo home facebook malam ini. Haaaah,gak tau kenapa..tapi memang benar apa yang dibilang orang banyak jikalau kepo cuma akan berakhir dengan galau. Eits, tapi ini bukan sembarang galau yg menye menye tentang cinta (meski gue masih jomblo sampai saat ini *sigh*), yoow ini masalah galau masa depan. Hasil kepo facebook gue malam ini makin nambah kegalauan tentang masa depan gue sebagai calon sarjana yang gue pikir punya mimpi cukup besar (kok cuma cukup?ya cukup ajalah ya,kan gue udah "besar" *eh*)#abaikan
Memandangi home facebook yang penuh dengan kabar gembira, baik dari teman SD, SMP, SMA, bahkan senior" gue semenjak dari SD, yang kayaknya sudah mencapai mimpi-mimpi mereka, ada yang pasang foto di eropa (bukan liburan,tp sekolah), ada yang update foto wisuda, ada yang sudah kerja di hotel cukup terkenal, ada yang dilamar negara malaysia buat jadi ahli IT di sana dan ditawari pula beasiswa ke Venice, ada yang sudah lulus dari STAN, update kabar terbaru tentang rencanany cari scholarship lagi ke Amerika, dll. Ngeliat keadaan mereka semua, gue ikut bahagia, beneran deh bahagia, cuma y itu tadi, ngebuat gue berakhir dengan pemikiran, "Njuk setahun terakhir iki aku wes ngopo wae?!!"
Bisa dibilang, gue itu gak punya cita-cita. Gue bingung mau jadi apa di masa depan. Waktu kecil, gue pingin banget jadi guru, tp karena [saat itu] gaji guru kecil (gak nyangka, ternyata sejak masih bocah ingusan, gue matre banget,,haha), gue ganti cita-cita pengen jadi dokter. Begitu SMA, pas penjurusan, gue kekeuh masuk jurusan IPA karena gue yakin gue masih tetap pengen jadi dokter, dan nilai mata pelajaran IPA gue pada saat itu pun di atas rata-rata, tapi kemudian karena gue lemah di hapalan, kelas 2 semester 2, nilai biologi gue hancur berkeping-keping, gak lebih dari 6, gue jadi mikir ulang buat jadi dokter (dan parahnya lagi, gue malah juara olimpiade fisika di UIN, bukanny biologi *sigh*); dan karena ketertarikan gue di bidang sastra and komunikasi sama banyak orang, gue berubah arah pingin jadi menteri hubungan luar negeri, gue pengen masuk HI dan sastra jepang/sastra inggris (masih bingung juga saat itu) dan bercita-cita pengen keliling dunia dan tinggal di Jepang, tapi mimpi gue untuk kuliah di sastra jepang/sastra inggris dan HI ditentang sama orang tua gue yg pengen gue masuk jurusan ekonomi (mengingat bnyknya anggota keluarga yang kuliah di jurusan itu). Pengen banget rasanya nentang keinginan orang tua, karena sebagai anak IPA gue benci banget sama pelajaran IPS yg penuh dengan teori, tapi teringat pesan pak guru dan bu guru sewaktu SD, "bagaimanapun orang tua kalian, tidak ada orang tua yang akan mencelakakan anaknya, bahkan harimau pun sayang terhadap anaknya".Berdasarkan ajaran itu, gue mantabkan hati, lillahi ta'ala masuk jurusan Ekonomi-Akuntansi, dan sbnrny gue itu sama sekali gak bisa bahasa Inggris, tp ya cuma karena modal nekat dan dorongan Om, masuklah gue di Economic and Business Faculty-International Program-Accounting major. Yak, dan disinilah gue sekarang, mahasiswa semester 7 yang masih rajin mengulang matakuliah yg sempat bercita-cita mulia pengen melanjutkan jabatanny bu Sri Mulyani tercinta, yang kemudian makin dirasa makin sulit, dan saat ini sebenernya-kalo mau jujur-udah gak ada cita-cita masa kecil gue yang tersisa, satu impian yang tetap tertanam baik dihati dan pikiran gue cuma, "Gue pingin keliling dunia dan tinggal di Jepang-entah apa dan bagaimana jalannya", hanya impian itu aja yang masih setia gue panjatkan di setiap sujud dan akhir shalat.
Bisa dibilang, gue itu gak punya cita-cita. Gue bingung mau jadi apa di masa depan. Waktu kecil, gue pingin banget jadi guru, tp karena [saat itu] gaji guru kecil (gak nyangka, ternyata sejak masih bocah ingusan, gue matre banget,,haha), gue ganti cita-cita pengen jadi dokter. Begitu SMA, pas penjurusan, gue kekeuh masuk jurusan IPA karena gue yakin gue masih tetap pengen jadi dokter, dan nilai mata pelajaran IPA gue pada saat itu pun di atas rata-rata, tapi kemudian karena gue lemah di hapalan, kelas 2 semester 2, nilai biologi gue hancur berkeping-keping, gak lebih dari 6, gue jadi mikir ulang buat jadi dokter (dan parahnya lagi, gue malah juara olimpiade fisika di UIN, bukanny biologi *sigh*); dan karena ketertarikan gue di bidang sastra and komunikasi sama banyak orang, gue berubah arah pingin jadi menteri hubungan luar negeri, gue pengen masuk HI dan sastra jepang/sastra inggris (masih bingung juga saat itu) dan bercita-cita pengen keliling dunia dan tinggal di Jepang, tapi mimpi gue untuk kuliah di sastra jepang/sastra inggris dan HI ditentang sama orang tua gue yg pengen gue masuk jurusan ekonomi (mengingat bnyknya anggota keluarga yang kuliah di jurusan itu). Pengen banget rasanya nentang keinginan orang tua, karena sebagai anak IPA gue benci banget sama pelajaran IPS yg penuh dengan teori, tapi teringat pesan pak guru dan bu guru sewaktu SD, "bagaimanapun orang tua kalian, tidak ada orang tua yang akan mencelakakan anaknya, bahkan harimau pun sayang terhadap anaknya".Berdasarkan ajaran itu, gue mantabkan hati, lillahi ta'ala masuk jurusan Ekonomi-Akuntansi, dan sbnrny gue itu sama sekali gak bisa bahasa Inggris, tp ya cuma karena modal nekat dan dorongan Om, masuklah gue di Economic and Business Faculty-International Program-Accounting major. Yak, dan disinilah gue sekarang, mahasiswa semester 7 yang masih rajin mengulang matakuliah yg sempat bercita-cita mulia pengen melanjutkan jabatanny bu Sri Mulyani tercinta, yang kemudian makin dirasa makin sulit, dan saat ini sebenernya-kalo mau jujur-udah gak ada cita-cita masa kecil gue yang tersisa, satu impian yang tetap tertanam baik dihati dan pikiran gue cuma, "Gue pingin keliling dunia dan tinggal di Jepang-entah apa dan bagaimana jalannya", hanya impian itu aja yang masih setia gue panjatkan di setiap sujud dan akhir shalat.
Hmmmm,,mungkin banyak yang bakal ketawa dengan cita-cita gue yang "simple" dan terdengar mustahil itu dan bahkan mungkin memandang remeh, whatsoever..Yes, this is me, even my parents can't disturb those my dreams, dan mereka pun tau, tujuan akhir gue adalah bisa keliling dunia. Berkenaan dengan Jepang, gue udah jatuh cinta sama negara dan orang-orangny sejak dari TK, sejak pertama kali gue tau kstaria baja hitam-Kotaro Minami, meskipun sekarang lagi demam Korea dan mengasingkan Jepang, gue gak peduli, karena kecintaan gue sama negara tersebut bukan cinta sesaat (buseeeeet,,udah kayak laguny Siti Nurhalizeee,,hahaha)
Di tahun 2013 ini, gue pingin menjadi pribadi yang lebih baik yang lebih sungguh-sungguh mengejar cita-cita gue, dan mungkin lebih tepatny mencari tahu terlebih dahulu gue mau jadi apa. Sebenerny itu pertanyaan simple yang sering di tanyakan oleh guru TK sewaktu kita kecil, tapi ntah kenapa, jdi terasa susah dan berat untuk di jawab saat ini. Yaaah,,,apapun yang akan terjadi,terjadilah..Target utama gue yang terdekat saat ini adalah segera LULUS Cumlaude dan bisa dapat kerja yang baik untuk dunia dan akhirat gue. Meski orang tua gue sendiri gak yakin gue bisa lulus cumlaude, tapi selama masih ada kesempatan, meski harus ngulang beberapa mata kuliah, akan gue jalani (^.^)9. Tapi nanti kalau sampai di ujung semester, IPK gue masih jauh dr 3.51 gue harus bisa nerima dan ikhlas (tugas manusia kan cuma ikhtiar tho?).
Jadi, apa yang sudah gue lakukan sepanjang 2012 ini? mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang..dudududududuu
ps: aduuuh maaf,,gue malah jadi curhat di blog
ps: aduuuh maaf,,gue malah jadi curhat di blog
No comments:
Post a Comment